Minggu, 21 Oktober 2007

Sabtu, 20 Oktober 2007

Sulit Bahan Baku, di Pasar Cuma Ada Satu Toko

SUKAMARA - Penjual Melihat Lebih Dekat Kota Sukamara yang Berjuluk Kota PermataJika sebutan Sukamara sebagai daerah pangkalan kayu sekarang hanyalah tinggal kenangan semata bersamaan gulung tikarnya para pengusaha kayu, kini masih ada satu julukan yang masih melekat dan menjadi ikon bagi kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) itu, yakni Kota Permata. Bagaimana kondisi saat ini?

KETIKA kita memasuki Kota Sukamara, tepat di depan komplek Kantor Bupati Sukamara tengoklah sebelah kanan jalan. Di situ, Anda akan melihat sebuah taman dengan tugu refleksi sebuah permata kecubung persegi berwarna biru. Mungkin tugu ini mengisyaratkan bahwa Anda telah memasuki Kota Permata, Sukamara.
Saat mendengar Kota Permata, ingatan kita bisa tertuju ke salah kota di Banjarmasin yang juga dijuluki Kota Permata, yaitu Martapura. Ketika masuk ke wilayah Martapura, tepat di perbatasan antara Banjar Baru-Martapura, kita juga bisa melihat refleksi permata intan. Yang pertama kali mungkin terbayang di benak saat kita berkunjung ke sana adalah betapa asyiknya mata dimanjakan dengan ragam permata yang ditawarkan dan dijual di sana-sini, seperti di komplek pertokoan permata yang berada di komplek pasar Martapura dan Cahaya Bumi Selamat (CBS).
Pun mungkin begitu yang dialami ketika bertandang ke Sukamara. Berharap mata dimanjakan dan pulang bisa membawa cendera mata dari permata-permata kecubung yang bernilai seni cukup tinggi itu. Apakah di Sukamara yang berjuluk Kota Permata di Kalimantan Tengah juga sama dengan Kota Permata Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimatan Selatan tersebut?
Jika ke Martapura, permata intan memang mudah ditemui di komplek pasar dan dijual di mana-mana dengan model dan harga yang bervariasi. Tetapi di Sukamara, Anda jangan terlalu banyak berharap dimanjakan dengan aneka permata kecubung yang dijual di komplek pertokoan seperti penjualan permata intan di Martapura itu.
Lantas di mana bisa mendapatkan permata-permata kebanggan Sukamara itu? Menurut cerita, sekitar tahun 50-an, batu mulia ini sudah diusahakan oleh para pengrajin di Sukamara. Batu kecubung mentah dengan kualitas tinggi yang masih berupa bongkahan batu itu masih banyak ditemukan seperti dari daerah Lupu, Ajang maupun dari wilayah Air Opas, Kalimantan Barat.
Karena mudahnya mendapatkan batu kecubung dengan kualitas tinggi dan harga yang relatif tinggi pula, banyak warga Sukamara yang mengusahakannya sebagai mata pencaharian mereka, sampai-sampai di wilayah Kampung Padang ada sebuah lingkungan yang menjadikan Kecubung sebagai nama gang jalan mereka. Hingga pada tahun 70-an menjadi puncak bersinarnya usaha batu mulia ini, dan tak sedikit pula hasil kerajinan itu dijual ke luar daerah Sukamara seperti ke Pangkalan Bun (Kobar), Pontianak (Kalbar), Palangka Raya (Kalteng), Banjarmasin (Kalsel) bahkan sampai ke pulau Jawa.
“Dahulu pengrajin batu kecubung ini sangat banyak sekali. Di Gang Kecubung (wilayah Kampung Padang) itu hampir semua warganya menjadi pengrajin. Dari anak biak (anak-anak) hingga betinanya (para wanita) ikut menggosok batu,” cerita salah seorang orang tua yang menjalani hidup di masa bersinarnya kecubung.
Dari tahun ke tahun terus dieksploitasi, potensi batu kecubung yang merupakan sumber daya alam yang tak bisa diperbarui itu akhirnya terus menipis. Para pengrajin yang dulunya ratusan orang, satu per satu mulai rontok dan beralih pekerjaan. Hingga akhirnya sekarang jumlah pengrajin kecubung di Sukamara sudah bisa dihitung dengan sepuluh jari. Namun, kegiatan penambangan batu mulia itu masih bisa ditemui di Desa Ajang, Kecamatan Permata Kecubung.
Dan di Sukamara sendiri, Anda masih bisa mendapatkan aneka hasil kerajinan batu permata kecubung dari beberapa orang pengrajin yang masih mencoba bertahan meski dengan minimnya permodalan. Untungnya pula, saat ini juga sudah tersedia satu buah toko di komplek pasar Sukamara yang khusus menampung hasil kerajinan mereka untuk dijual di pasaran. Kiranya keberadaan permata kecubung yang menjadi ikon Kota Sukamara perlu perhatian serius dari pemerintah. Dan pastinya, semua tak mengharapkan jika di Sukamara yang berjuluk Kota Permata ini pada kenyataannya nanti sulit mencari permata di pasaran. (**)

Tidak ada komentar: